Minggu, 02 September 2012

COLLABORATIVE LEARNING


COLLABORATIVE LEARNING

              Selama ini yang kita pahami untuk bisa belajar dibutuhkan usaha keras dan konsentrasi penuh. Hanya murid yang mempunyai kecerdasan tinggi saja yang bisa belajar dengan cepat. Sebaliknya, murid yang biasa – biasa saja jangan harap bisa belajar dengan cepat. Kita selalu berpikir bahwa hanya orang dengan kemampuan khusus saja yang bisa belajar dengan mudah dan cepat, padahal kita sebenarnya bisa belajar dengan cepat, salah satunya dengan Teknik Collaborative Learning. Dalam bahasa yang sederhana, Belajar Bersama.
Proses belajar secara kolaborasi atau collaborative learning bukan sekedar bekerjasama dalam suatu kelompok, tetapi penekanannya lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh di dalam kelas.
Kalau kita belajar secara kelompok, misalnya di kelas maka kecepatan belajar harus disesuaikan dengan kecepatan 10% murid paling bawah, kalau mengikuti kecepatan 10% murid yang paling atas, maka jelas murid yang lambat akan semakin tertinggal, dan ini merugikan murid yang lambat.
              Di atas telah dijelaskan bahwa collaborative learning penekanannya pada proses komunikasi secara utuh di dalam kelas. Proses itu meliputi :
1.     Bagaimana guru berkomunikasi dengan murid dalam kaitannya dengan informasi yang akan diajarkan dan bagaimana kriteria penilaiannya?
2.     Bagaimana murid berkomunikasi dengan guru dan murid dan dengan murid lainnya?
3.     Apakah komunikasi di kelas adalah komunikasi satu arah, dua arah, atau multi arah?
4.     Apakah komunikasi dalam bentuk tulisan, ucapan, atau sentuhan dan peragaan?
Ada lima elemen penting yang harus ada dalam suatu collaborative learning :
1.     Interdependen yang positif (perasaan kebersamaan)
2.     Interaksi face to face atau tatap muka yang saling mendukung
3.     Tanggung jawab individu dan kelompok (demi keberhasilan pembelajaran)
4.     Kemampuan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam kelompok kecil (komunikasi, rasa percaya, kepemimpinan, pembuatan keputusan dan manajemen serta resolusi konflik)
5.     Pemrosesan secara kelompok (melakukan refleksi terhadap fungsi dan kemempuan mereka bekerja samasebagai suatu kelompok dan bagaiman untuk berprestasi lebih baik lagi)
Cara yang efektif dan benar untuk bisa melakukan proses pembelajaran kooperatif dan kolaboratif di dalam kelas, guru perlu memperhatikan tiga hal berikut :
1.     Pengelompokkan yang dilakukan dengan menggunakan acuan level. Kemampuan harus dilakukan dengan hati – hati, yang menjadi kendala bagaimana kita membuat kelompok yang efektif?
       Dalam praktek di kelas, usahakan membuat kelompok yang terdiri dari beberapa murid dengan kemampuan yang berbeda. Usahakan untuk bisa menggabungkan murid yang pintar dengan murid yang agak lambat dengan maksud agar terjadi pelatihan silang.
2.     Jumlah anggota harus diusahakan sedikit, jumlah ideal dan paling efektif dalam satu kelompok berisi 3, 4 dan maksimal 5 murid.
3.     Collaborative learning harus diterapkan secara konsisiten dan sistematik. Penggunaan metode belajar kolaboratif akan sangat efektif bila guru mengerti waktu dan situasi yang tepat. Bila digunakan dalam dalam frekuensi yang berlebihan justru akan memberikan efek yang tidak diharapkan. Mengapa?
Ini karena murid juga membutuhkan privasi, membutuhkan waktu untuk menyendiri, untuk berfikir, memproses dan mengasimilasi materi pembelajaran yang telah mereka dapatkan.
Untuk menghindari kebosanan dan efek rutinitas dalam melakukan collaborative learning, guru dapat melakukan beberapa variasi teknik pengelompokkan, salah satu caranya dengan menggunakan tiga jenis kelompok :
1.     Informal
2.     Formal
3.     Pendukung
Kelompok Informal
            Kelompok informal adalah kelompok yang bersifat sementara; pengelompokkan ini hanya digunakan dalam satu periode pengajaran. Kelompok ini biasanya hanya terdiri dari dua orang murid. Tujuan kelompok informal adalah untuk menjelaskan harapan akan hasil yang icin dicapai, membantu murid untuk bisa lebih fokus pada materi pembelajaran.
Kelompok Formal
            Kelompok formal digunakan untuk memastikan bahwa murid mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan suatu tugas dengan baik. Lamanya kelompok ini bekerja bisa beberapa hari atau beberapa minggu tergantung pada tugas yang diberikan kepada mereka.
Dalam menggunakan kelompok formal, guru harus merancang tugas yang meliputi komponen dasar collaborative learning, yaitu :
1.     Interdependen yang positif
2.     Interaksi tatap muka yang saling mendukung
3.     Tanggung jawab invidu dan kelompok
4.     Penggunaan komunikasi yang baik
5.     Pemrosesan secara kelompok
Kelompok Pendukung
            Kelompok pendukung adalah pengelompokkan dengan tenggang waktu yang lebih panjang (misal : selama satu semester atau satu tahun). Tujuannya memberi dukungan yang berkelanjutan kepada murid.
            Plus dan Minus Collaborative Learning
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan oleh murid, antara lain:
1.     Melatih rasa peduli, perhatian dan keselarasan untuk berbagi
2.     Meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain
3.     Melatih kecerdasan emosional
4.     Mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
5.     Mengasah kecerdasan interpersonal
6.     Melatih kemampuan bekerja sama, team work
7.     Melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain
8.     Manajemen konflik
9.     Kemampuan komunikasi
10.  Murid tidak malu bertanya kepada temannya sendiri
11.  Kecepatan dan hasil belajar meningkat pesat
12.  Peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari
13.  Meningkatkan motivasi dan suasana belajar


Sisi negatif yang mungkin muncul dalam collaborative learning
1.     Murid yang lebih pintar, bila belum mengerti tujuan yang sesungguhnya dari proses ini, akan merasa sangat dirugikan karena harus repot membantu temannya.
2.     Murid ini juga akan merasa keberatan, karena nilai yang ia peroleh ditentukan oleh prestasi atau pencapaian kelompoknya.
3.     Bila bekerja sama tidak dapat dijalankan dengan baik, maka yang akan bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan aktif saja.
Terlepas dari sisi positif dan negatif dari collaborative learning, hidup di masyarakat bukanlah hidup yang individualis. Kita butuh kerja sama dengan orang lain. Tidak ada seorang pun yang bisa hidup sendiri. Di sekolah, collaborative learning bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan


By Masfufah_smkkp2bdg.

Tidak ada komentar: