*MENERIMA PANGGILAN TELEPON MASUK
A. Tujuan Menerima Panggilan Telepon Masuk
1. Menanyakan
informasi,
2. Memberikan
informasi,
3. Meninggalkan
pesan, dan
4. Persoalan
pribadi.
Ketika seseorang menerima panggilan
telepon masuk, ia harus menanyakan mengenai informasi yang berkaitan dengan
penelepon, antara lain:
·
Nama penelepon,
·
Asal penelepon,
·
Nomor telepon penelepon,
·
Dengan siapa penelepon ingin berbicara,
·
Alasan penelepon menelepon.
B. Sikap Dalam Menerima Panggilan Telepon
Masuk
1. Caring,
yaitu memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat semua isi pembicaraan penelepon.
2. Committed,
yaitu merasa terikat dengan organisasi/perusahaan.
3. Confident,
yaitu penuh kayakinan dalam mengatasi persoalan yang timbul.
4. Considerate,
yaitu mempunyai sikap bersahabat dan menjaga emosi penelepon.
5. Controlled,
yaitu mampu menjaga dan mengontrol emosi pada saat penelepon marah/kecewa
karena ada masalah dengan kantor Anda. Anda harus tetap bersikap baik dan
bijaksana.
6. Creative,
yaitu kemampuan untuk menemukan cara yang yang efektif dalam bekerja, seperti:
·
Mencatat dan menyimpan (sesuai abjad)
nama-nama dan nomor telepon para relasi perusahaan.
·
Menyiapkan buku khusus untuk mencatat semua
telepon masuk dan pesan-pesannya.
·
Menyediakan buku petunjuk kode-kode wilayah
dari Telkom atau dari Indosat untuk memudahkan Anda melakukan hubungan Interlokal,
SLI, dan SLJJ.
7. Contagious,
yaitu selalu memelihara keakraban, kegembiraan, kesejukan dan kedamaian kepada
penelepon.
C. Macam-macam Panggilan Telepon Masuk
Macam-macam
panggilan telepon masuk, antara lain sebagai berikut:
1. Panggilan
berupa keluhan pelanggan yang tidak puas.
2. Panggilan
dari suplier/pelanggan yang bersifat
meminta informasi.
Misalya:
-
permintaan harga/tarif atau dokumentasi
perjalanan,
-
Permintaan sponsor suatu kegiatan,
-
Permintaan informasi mengenai kesempatan
kerja,
-
Permintaan informasi mengenai promosi hotel
atau objek wisata.
3. Panggilan
permintaan ingin berbicara dengan pimpinan.
4. Panggilan
yang bernada mengancam.
Ciri-ciri
dari telepon bernada mengancam atau mencurigakan, antara lain sebagai berikut:
1) Si
penelepon tidak mengucapkan salam.
2) Si
penelepon kurang sopan dalam berbicara.
3) Kalimat-kalimat
yang disampaikan si penelepon tidak jelas arah pembicaraannya.
4) Si
penelepon berbicara dengan nada memaksa.
5) Si
penelepon memaksa ingin berbicara dengan pimpinan.
Apabila menerima panggilan telepon yang
bersifat mengancam atau mencurigakan, Anda tidak perlu gugup, tegang atau
takut. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tetap
tenang.
b. Tidak
terpancing emosi.
c. Tetap
mencatat pesan yang disampaikan oleh penelepon sedetail mungkin:
·
Isu yang dimunculkan,
·
Nama penelepon (jika mungkin),
·
Istilah-istilah yang digunakan,
·
Tanggal dan waktu menelepon,
·
Jenis kelamin penelepon,
·
Bahasa yang digunakan,
·
Latar belakang khusus suara.
D. Langkah-Langkah Menerima Panggilan
Telepon Masuk
Ada
langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain:
1. Menyiapkan
kertas dan alat tulis pensil/ pulpen.
2. Jangan
membiarkan telepon masuk berdering “lebih dari 3 kali”.
3. Bicaralah
dengan nada suara yang enak didengar, agar bisa lebih akrab, panggilah si
penelepon dengan namanya, sehingga akan terjalin suasana keakraban.
4. Berbicara
di pesawat telepon harus terdengar menyenangkan bagi lawan bicara.
5. Simak
semua pembicaraan dengan seksama dan penuh perhatian dan jangan sekali-kali
memotong pembicaraan.
6. Hindari
penggunaan kata “apa” atau “hah” bila kata-kata penelepon kurang jelas, karena
terkesan kurang sopan.
7. Apabila
ada pesan, catatlah dengan teliti semua pesan yang disampaikan penelepon dan segera
sampaikan kepada yang berhak menerima pesan tersebut.
8. Apabila
pihak penelepon ingin segera berbicara dengan pimpinan, segera operator
telepon, resepsionis, atau sekretaris meminta waktu sebentar untuk konfirmasi
dengan pimpinan, apakah sedang sibuk atau telepon bisa langsung disambungkan.
9. Akhiri
percakapan telepon dengan mengucapkan terima kasih dan salam penutup.
E. Teknik Menerima Panggilan Telepon Masuk
1. Mengangkat
telepon
Saat menerima telepon, angkat gagang
pesawat telepon dengan tangan kiri, sementara tangan kanan siap dengan alat
tulis dan buku catatan.
2. Memberi
salam kepada penelepon
Contoh: “Selamat
pagi, PT Danareksa di sini.”
“Selamat
siang, saya Kinanti dari PT Danareksa.”
3. Menanyakan
identitas penelepon
Contoh: “Maaf, bolehkah saya mengetahui dengan siapa
saya
berbicara”
4. Menanyakan
keperluan penelepon
Contoh: “Ya,
Ibu Rani, ada yang bisa saya bantu?”
5. Menghubungkan
penelepon dengan pihak penerima telepon
6. Menciptakan
kesan yang baik
a. Seandainya
si penelepon ingin berbicara langsung dengan pimpinan perusahaan, jawablah
dengan baik-baik dan sopan, seperti “Bisakah Bapak menunggu sebentar?” atau “Maaf
Bu, bisakah Ibu menunggu sebentar?”
b. Apabila
pimpinan tidak berada di tempat atau karena ada sesuatu hal, sehingga tidak
dapat menerima telepon, maka ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh
sekretaris/ resepsionis, yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan
keterangan yang tidak bersifat eksplisit (mendetail) mengenai waktu dan
kegiatan sebenarnya.
Contoh:
Keadaan Sebenarnya
|
Jawaban yang Taktis dan Bijaksana
|
Pimpinan sedang mengadakan rapat
dengan staf ahli.
|
Bapak pimpinan sedang tidak di
tempat sekarang, tetapi beliau akan segera kembali.
|
Bapak pimpinan sedang di ruang bapak
Arifin, komisaris perusahaan.
|
Bapak pimpinan sedang keluar ruangan
mungkin di bagian lain, adakah yang bisa kami bantu?
|
Bapak pimpinan sedang menelepon.
|
Bapak pimpinan sedang berbicara di
saluran telepon lain atau sedang online.
|
Bapak pimpinan pulang karena sakit.
|
Bapak pimpinan sedang tidak di
kantor untuk 1 atau 2 hari ini.
|
Bapak pimpinan sedang seminar di
hotel Hilton Singapura.
|
Bapak pimpinan sedang di luar kota.
|
2) Berusaha
untuk mendapatkan keterangan.
7. Mengatur
suara dalam bertelepon
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan komunikasi melalui telepon, antara lain sebagai berikut.
a. Jelas
·
Gunakanlah bahasa Indonesia. Akan tetapi jika
harus memakai bahasa daerah atau bahasa asing, yang dapat dimengerti oleh lawan
bicara.
·
Usahakan tidak memakai “bahasa istilah atau
jargon-jargon”.
·
Hindari pemakaian bahasa gaul atau bahasa
“slang” karena mungkin bisa menimbulkan salah pengertian.
b. Tidak
monoton.
c. Tidak
dibuat-buat.
8. Menerima
telepon salah sambung
Kadang-kadang kita menerima telepon
salah sambung. Artinya, nomor yang diputar atau ditekan penelepon salah. Kita
dapat mengatakan, antara lain:
“Maaf, ini PT Kivani.”
F. Mencatat Pesan-Pesan Dari Penelepon
Ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh penerima telepon saat menerima pesan
untuk pimpinan, antara lain sebagai berikut:
1. Berusahalah
untuk selalu mencatat pesan dengan cepat.
2. Catatlah
seluruh pesan secara lengkap.
3. Pakailah
buku catatan khusus untuk mencatat pesan-pesan yang masuk.
Dalam
Block
Note dan LPT inilah semua
pesan dicatat dengan rapi. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menggunakan Blok
Note dan LPT, antara lain
sebagai berikut:
a. Mencatat
semua pesan yang masuk dengan rapi dan jelas.
b. Membubuhi
tanggal, bulan, dan tahun serta jam pesan tersebut datang.
c. Mencatat
identitas lengkap penelepon dan nama perusahaannya.
d. Bila
memungkinkan, mintalah nomor telepon pribadi atau nomor HP, untuk memudahkan
pimpinan menghubungi kembali bila diperlukan.
e. Letakan
catatan pesan-pesan tersebut di meja pimpinan atau meja karyawan yang berhak
menerima pesan-pesan tersebut agar dapat segera dibaca dan ditindak lanjuti.
G. Langkah-Langkah Melakukan Panggilan
Telepon
Langkah-langkah
melakukan panggilan telepon, antara lain:
a. Seorang
petugas telepon terlebih dahulu harus mengetahui apa tujuannya melakukan
panggilan telepon, yaitu dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1) Mengapa
saya menelepon?,
2) Dengan
siapa saya ingin berbicara?,
3) Informasi
apa yang saya perlukan atau saya dapatkan?,
4) Apakah
memerlukan tindak-lanjut?.
b. Susun
dengan teratur setiap pesan atau hal-hal yang akan di bicarakan.
c. Siapkan
nomor telepon yang akan dituju, jangan sekali-kali mengangkat gagang pesawat
telepon sebelum nomor telepon yang dituju siap diputar.
d. Pulpen/pensil
dan kertas harus selalu siap tersedia pada saat melakukan hubungan telepon.
e. Angkatlah
gagang pesawat telepon dan tekan nomor telepon yang akan dituju dengan
menggunakan jari telunjuk.
f. Hindari
menekan atau memutar nomor telepon dengan menggunakan benda lain, seperti:
pulpen, pensil, atau benda-benda lain.
g. Dengarkan
nada panggil.
h. Lakukan
panggilan.
i. Apabila
tidak ada nada sambung, mungkin ada gangguan atau nomor telepon yang dituju
sedang dipakai atau sedang sibuk, segera letakan kembali gagang pesawat telepon
dengan perlahan dan hati-hati. Tunggu beberapa saat, kemudian cobalah lakukan
panggilan telepon kembali sampai tersambung.
j. Apabila
telepon sudah tersambung, katakan segera:
-
Salam pembuka, misalnya : selamat
pagi/siang/sore.
-
Sebutkan nama instansi/kantor yang Anda
hubungi dan nomor telepon yang dituju, untuk meyakinkan bahwa Anda tidak salah
sambung, sehingga pembicaraan selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
k. Sebutkan
nama yang diajak bicara sesering mungkin, apabila sudah mengenalnya. Hal ini
hanya untuk lebih menjalin keakraban dan yang diajak berbicarapun akan merasa
dihargai.
l. Segera
lakukan bisnis atau utarakan dengan baik dan sopan maksud serta tujuan
menelepon.
m. Apabila
pembicaraan harus ditindaklanjuti, aturlah tindaklanjutnya.
n. Tutuplah
pembicaraan dengan ucapan terima kasih dan salam penutup serta letakan gagang
pesawat telepon dengan perlahan dan hati-hati.
H. Teknik Melakukan Panggilan Telepon
1. Sebelum
melakukan panggilan telepon
·
Siapkan nomor telepon yang akan dihubungi.
Jangan mengangkat gagang telepon sebelum Anda benar-benar yakin nomor telepon
yang dihubungi sudah ada.
·
Menetapkan nama orang, sebutkan dengan jelas
nama orang yang akan dihubungi (posisi/jabatan dan bagian apa).
·
Selalu menyiapkan buku catatan untuk mencatat
hasil pembicaraan atau untuk menulis pokok-pokok pembicaraan.
·
Susun rencana, apa yang Anda ingin katakan,
kepada siapa Anda ingin menyampaikan, sasaran dan harapan apa yang Anda ingin
capai. Siapkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan.
2. Saat
melakukan panggilan telepon
·
Angkat gagang pesawat telepon dan dengar nada
pilih.
·
Tekan atau putar nomor telepon yang dituju.
·
Sesuaikan nomor kode wilayah, lokal, interlokal,
atau internasional.
Contoh :
Interlokal ke Cirebon
Nomor telepon : 206196
Kode wilayah : 0231
Cara menelepon : (0231) 206196
·
Apabila nada sambung telepon sedang sibuk,
tutuplah telepon sejenak kemudian tekan atau putar kembali nomor yang dituju,
atau tekan tombol REDIAL.
·
Apabila hubungan telah tersambung dan
penerima telepon telah mengangkat telepon, pastikan terlebih dahulu bahwa nomor
telepon yang dituju benar, barulah mengutarakan maksud dan tujuan.
·
Sebelum menyampaikan maksud dan tujuan, sebutkan
dahulu identitas dan kantor.
Contoh: “Selamat pagi! Saya Davina dari
Multivision Plus, bisakah saya berbicara dengan Dude Herlino?”
·
Pada saat menelepon, kendalikan pembicaraan Anda.
·
Utarakan dengan jelas dan singkat maksud dan
tujuan Anda menelepon.
·
Konfidensial, menjaga kerahasiaan pembicaraan
adalah hal yang sangat penting dalam melakukan hubungan lebih lanjut.
·
Catat semua jawaban yang diterima.
·
Setelah selesai, ucapkan salam penutup.
3. Menyampaikan
pesan telepon
·
Berilah waktu kepada lawan bicara Anda di
telepon untuk mencatat pesan yang ingin Anda sampaikan.
·
Saat Anda mendiktekan nama-nama, angka-angka,
berilah jeda sejenak pada potongan kalimat untuk memberikan waktu lawan bicara Anda
mencatat pesan Anda tersebut.
·
Mintalah lawan bicara Anda untuk membacakan
kembali pesan yang telah Anda sampaikan.
4. Meletakan
gagang telepon
Setelah pembicaraan selesai, segera
letakan gagang pesawat telepon dengan hati-hati dan perlahan agar menimbulkan
kesan yang baik terhadap penerima telepon.
5. Menutup
pembicaraan
Apabila semua data yang dibutuhkan sudah
diperoleh, segera ucapkan terima kasih.
Contoh: “Terima kasih atas segala
informasi Bapak, selamat pagi!”
I. Hambatan-Hambatan dalam Bertelepon
1. Faktor
kondisi fisik peralatan telepon
a. Suara
berisik tidak jelas.
b. Suara
hilang-timbul.
c. Suara
tiba-tiba mengecil.
d. Saat
memutar/menekan nomor telepon tidak terdengar nada kontak.
e. Tidak
terdengar nada sambung.
f. Tiba-tiba
sambungan terputus di saat percakapan berlangsung.
2. Faktor
pemakai (komunikator dan komunikan)
a. Berbicara
berdecak atau berbicara di telepon sambil makan.
b. Berbicara
monoton dan tidak jelas mengucapkannya.
c. Berbicara
terlalu cepat.
d. Meninggalkan
telepon sambil berbicara kepada orang lain.
e. Berbicara
sambil bersenda gurau.
f. Berbicara
sambil kepala bergerak ke kiri dan ke kanan.
g. Berbicara
dengan desah nafas terdengar.
h. Letak
gagang pesawat telepon terlalu ke atas atau ke bawah.